Batik Kompeni adalah salah satu motif batik khas Cirebon yang memiliki sejarah panjang dan mencerminkan hubungan budaya antara masyarakat Cirebon dengan pengaruh kolonial Belanda pada masa lampau. Nama "kompeni" berasal dari sebutan masyarakat lokal untuk menyebut "VOC" atau perusahaan dagang Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang pada masa itu memiliki pengaruh besar di Indonesia, termasuk di Cirebon.
Batik Kompeni mulai berkembang pada masa kolonial Belanda, sekitar abad ke-18 hingga ke-19. Pada masa tersebut, hubungan antara Kesultanan Cirebon dan VOC semakin erat, karena VOC memiliki kepentingan dalam perdagangan di wilayah pesisir Jawa, termasuk Cirebon sebagai salah satu pelabuhan penting di jalur perdagangan. Pengaruh Belanda ini membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Cirebon, termasuk seni batik.
Para pengrajin batik di Cirebon terinspirasi untuk membuat motif-motif batik yang mencerminkan pengaruh budaya Barat, khususnya Belanda. Batik Kompeni pun lahir sebagai adaptasi dari gaya dan estetika Barat yang dibaurkan dengan gaya batik tradisional Cirebon. Motif Kompeni menggabungkan elemen-elemen khas Eropa, seperti bentuk geometris, garis-garis yang rapi, dan ornamen yang menyerupai lambang kerajaan atau simbol VOC. Dalam motif ini, para pengrajin memadukan budaya lokal dengan simbol-simbol kolonial, yang menjadikannya motif unik di antara ragam batik pesisir lainnya.
Filosofi Batik Kompeni mencerminkan adaptasi dan integrasi budaya yang harmonis, di mana masyarakat Cirebon mampu berinteraksi dengan pengaruh luar tanpa menghilangkan identitas lokal mereka. Dalam setiap helai kain Batik Kompeni, tampak perpaduan antara gaya Eropa dan ciri khas batik Cirebon, menunjukkan kemampuan masyarakat setempat untuk menerima pengaruh budaya asing sambil tetap mempertahankan nilai-nilai dan estetika tradisional mereka. Hal ini mencerminkan semangat keterbukaan dan fleksibilitas masyarakat Cirebon yang tetap menjaga akar budaya mereka di tengah arus perubahan.
Batik Kompeni juga memiliki makna penghormatan terhadap sejarah dan simbol identitas yang tetap kokoh di tengah pengaruh kolonial. Meskipun ada simbol-simbol Barat dalam motifnya, masyarakat Cirebon tetap menyisipkan unsur-unsur lokal sehingga mencerminkan kekayaan budaya sendiri. Ini mengajarkan bahwa pengaruh asing tidak selalu berarti hilangnya identitas budaya lokal, melainkan bisa menjadi bagian dari perjalanan sejarah yang memperkaya budaya asli. Dengan adanya unsur-unsur Eropa yang disesuaikan dengan gaya lokal, Batik Kompeni tetap menyampaikan pesan akan pentingnya mempertahankan kebanggaan budaya di tengah perubahan zaman.
Selain itu, Batik Kompeni juga merupakan simbol dari perlawanan halus yang penuh kesantunan. Meskipun Indonesia mengalami kolonialisme dalam sejarahnya, masyarakat Cirebon memilih untuk mempertahankan nilai-nilai dan identitas melalui ekspresi seni yang lembut dan penuh makna. Lewat Batik Kompeni, mereka menunjukkan bahwa perlawanan tidak selalu perlu diungkapkan secara langsung. Dengan seni yang menggabungkan simbol asing dan lokal, Batik Kompeni menjadi simbol perjuangan menjaga identitas yang dijalani dengan tenang, mengajarkan bahwa kekuatan budaya bisa menjadi bentuk perlawanan yang mendalam dan bermakna.