Batik Singa Payung adalah salah satu motif batik khas Cirebon yang sarat dengan simbolisme budaya dan sejarah lokal. Motif ini terinspirasi dari lambang singa yang dinaungi oleh sebuah payung, mencerminkan kekuasaan, perlindungan, dan kemuliaan. Batik ini erat kaitannya dengan budaya keraton Cirebon, di mana singa sering kali digunakan sebagai simbol kekuatan dan kebangsawanan.
Motif Singa Payung diyakini lahir dari lingkungan keraton Cirebon, khususnya pada masa kejayaan Kesultanan Cirebon. Pada masa itu, singa digunakan sebagai simbol kebesaran dan perlindungan seorang raja atau pemimpin. Payung, di sisi lain, melambangkan kekuasaan dan martabat, karena payung kerajaan adalah atribut yang hanya digunakan oleh kalangan bangsawan atau sultan.
Motif ini juga mencerminkan pengaruh budaya asing, seperti budaya Tiongkok dan Hindu-Buddha, yang memiliki ikonografi serupa dalam seni dan arsitektur mereka. Akulturasi budaya ini menciptakan motif Singa Payung yang unik, dengan detail ornamen yang kaya dan penuh makna filosofis.
Awalnya, motif Batik Singa Payung hanya digunakan oleh keluarga keraton dan kalangan ningrat sebagai lambang status sosial. Namun, seiring perkembangan zaman, motif ini mulai dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi salah satu bagian dari identitas batik Cirebon yang kaya akan warisan budaya.
Filosofi Batik Singa Payung menggambarkan harmoni antara kekuatan dan tanggung jawab. Singa dalam motif ini melambangkan kekuatan, keberanian, dan kewibawaan seorang pemimpin, yang tidak hanya dituntut untuk memiliki otoritas tetapi juga menjaga keseimbangan dan harmoni. Dalam budaya Cirebon, singa menjadi simbol penjaga, yang mengingatkan pentingnya keberanian yang dibarengi dengan kebijaksanaan untuk melindungi dan menuntun masyarakat ke arah yang lebih baik.
Sementara itu, payung melambangkan martabat dan perlindungan, simbol seorang pemimpin yang menaungi dan memberikan rasa aman bagi rakyatnya. Kombinasi singa dan payung dalam motif ini menyampaikan pesan bahwa kepemimpinan yang ideal adalah perpaduan kekuatan dan kasih sayang. Payung juga menjadi lambang kemuliaan yang mengingatkan bahwa setiap pemimpin harus menjalankan tugasnya dengan kehormatan dan penuh tanggung jawab, menciptakan keseimbangan dalam kehidupan masyarakat.